Rabu, 14 Mei 2014

Amanah Hati



Amanah itu tidak pernah diminta untuk datang. Ia akan datang dengan sendirinya begitu ia merasa dibutuhkan oleh seseorang. Amanah datang untuk mengubah hidupmu. Dialah yang mengajarimu untuk berpikir dan bertindak lebih baik lagi. Terkadang, ia yang membuatmu dewasa, mengangkatmu dari masa-masa lalu yang penuh kebodohan yang kin kau tertawakan. Saat Allah memberikanmu sebuah amanah, Allah tahu kau 100% dapat melakukannya. Mengapa demikian? Karena Allah tahu apa yang terbaik bagimu, walaupun kamu tak menyukainya.

Amanah Hati



Amanah itu tidak pernah diminta untuk datang. Ia akan datang dengan sendirinya begitu ia merasa dibutuhkan oleh seseorang. Amanah datang untuk mengubah hidupmu. Dialah yang mengajarimu untuk berpikir dan bertindak lebih baik lagi. Terkadang, ia yang membuatmu dewasa, mengangkatmu dari masa-masa lalu yang penuh kebodohan yang kin kau tertawakan. Saat Allah memberikanmu sebuah amanah, Allah tahu kau 100% dapat melakukannya. Mengapa demikian? Karena Allah tahu apa yang terbaik bagimu, walaupun kamu tak menyukainya.

Semakin Susah

Entah mengapa, belakangan rasanya semakin susah untuk menulis. Dulu, itu benar-benar menjadi hobiku. Sepotong bagian dari hidupku. Sebuah pelarian saat semuanya terasa salah, terasa terlalu menyebalkan. Bermain menjadi tuhan, menciptakan takdir yang tak disangka-sangka. Meski takdir itu tak pernah selesai, ada kepuasan sendiri saat aku menyelesaikan sebuah akhir yang bahagia, atau bahkan menyedihkan.

Bagiku, membuat seseorang menangis saat membaca ceritaku adalah sebuah kepuasan tersendiri. Sebuah pencapaian yang membanggakan. Membuat mereka terhanyut, menikmati setiap kata yang kutuangkan. Hanya saja sekarang... Entah aku yang tak berusaha bersungguh-sungguh meluangkan waktu untuk menulis, atau pura-pura sibuk dengan segala hal yang kukerjakan dan kukejar. Semua terasa omong kosong kini. Buktinya, hari ini aku benar-benar menganggur. Namun, tak membuahkan sebuah hasil tulisan pun! Bodoh!

Jika aku bilang aku harus mendapati tempat yang sunyi, di mana aku dapat tertelan dalam duniaku sendiri, tanpa memperhatikan orang-orang di sekelilingku, semua terkesan sombong. Mungkin aku memang butuh ketenangan untuk mengekspresikan semua buah pikirku dalam rangkaian kalimat. Aku memang tak menemukannya di sini. Di asrama, saat aku sekamar bertiga. Susah mendapat waktu di mana aku dapat benar-benar sendiri dan menulis. Hffth...

Namun, jika aku sudah masuk kostan nanti dan masih mandul menghasilkan tulisan, aku ingin mengutuk diriku sendiri. Karena menulis, kupikir satu-satunya hal yang dapat kulakukan dengan hampir benar. Di mana aku masih belajar untuk melakukan hal lain dengan benar juga.

Semoga Allah memberikan niat yang kuat untukku tetap menulis. Aamiin Ya Rabb al-Amin :)

Could it be more worse?

LOL! Hari ini rasanya hari paling parah dalam seminggu. Di kala ruhiyah sedang turun-turunnya, belajar lagi gak mood-moodnya, tadi pagi hampir aja telat ke praktikum kimia. Bayangkan! Jadwal praktikum pukul 7.30 WIB dan aku baru bangun pukul 7.15. Alhasil? Langsung lompat dari kasur, nyamber gayung yang isinya alat mandi dan hanya sempet cuci muka dan gosok gigi. Selanjutnya... mandi cologne cukup lah... -__-

Untung aja gak terlambat. Tapi mood yang dibawa jadi bikin hancur seharian di lab rasanya. Terlebih lagi, setelah praktikum kimia langsung dilanjut praktikum biologi. ENAM JAM di lab!! Mabok, mabok dah. Mana praktikumnya pake larutan-larutan pekat berbahaya lagi. Hffth... Bikin mood tambah amburadul.

By the way, setelah minum susu, makan siang, mandi, dan sholat dhuhur terus ngaji bentar. I hope this day wouldnt be more worse then. Hopefully... :'

Aku masih mempunyai beberapa jam kedepan agar dapat berubah menjadi jam-jam produktif penuh syukur dan dzikir. Aamiin. Semoga Allah menyertaiku dalam langkah-langkahku. Wish me luck ^^

Bismillahirrahmannirrahiim... :D